Pada sebuah gua yang bertengger di atas laut, para peneliti dari Arizona State University di Tempe telah menemukan bukti bahwa manusia telah mempunyai cara kehidupan yang kompleks sejak 160.000 tahun yang lalu.
Mossel Bay Archaeology Project menyampaikan tiga petunjuk yang penting mengenai perilaku manusia prasejarah ini.
Pertama-tama, para peneliti menemukan sisa dari bermacam kerang-kerangan, termasuk udang kecil, siput dan keong. Penduduk gua mungkin mengumpulkan mahluk-mahluk ini dari pantai dan batu-batu, membawanya ke dalam gua untuk dimakan.
Para peneliti menemukan bahwa pada awalnya orang-orang Afrika bergerak ke Selatan pada 195.000 dan 130.000 tahun yang lalu. Sekitar waktu itu, daerah pedalaman iklim berubah secara relatif dingin dan kering, sehingga sedikit tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang yang dapat dimakan di pantai.
Ketika manusia prasejarah ini pindah ke pantai, mereka mungkin mengalami suatu pergeseran budaya. Peneliti menemukan sama seperti masyarakat-masyarakat pemburu modern, kaum pria lebih umum berburu binatang-binatang besar ketika masyarakat manusia hidup di dataran. Di pantai, para wanita memainkan sebuah peran lebih penting dalam menyediakan makanan dengan mencari tanaman-tanaman dan kerang-kerang laut.
Perihal petunjuk yang kedua, para peneliti menemukan 57 potongan dari pigmen yang kemerah-merahan. Para peneliti berpikir bahwa para penduduk gua menggunakan pigmen untuk mewarnai tubuh-tubuh mereka atau untuk upacara agama yang lain.
Akhirnya, penemuan lebih dari 1.800 peralatan batu, termasuk mata pisau. Ini mata pisau bermata dua dari bermacam-macam ukuran. Yang paling kecil berukuran kurang dari setengah inci. Di masa lalu orang-orang mungkin telah mengunakan mata pisau ini hingga terakhir dilihat dari pegangan dari tombak-tombak yang dibuat atau peralatan lainnya. Hingga sekarang, bukti yang paling awal dari mata pisau yang serupa berumur 70.000 tahun.
Penemuan-penemuan baru mendukung teori tingkah laku manusia modern bahwa berkembang secara berangsur-angsur, telah ada sekitar 285.000 tahun yang lalu, kata beberapa ahli.
(Emily Sohn/Erabaru/snd)
Tips Persiapan menghadapi gempa bumi
- Persiapan untuk keadaan darurat
- Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika terjadi gempa bumi. Tempat berlindung yang aman adalah tempat yang yang dapat melindungi anda dari benda-benda yang jatuh atau mebel yang ambruk, misalnya di bawah meja.
- Menyediakan air minum untuk keperluan darurat. Bekas botol air mineral dapat digunakan untuk menyimpan air minum. Kebutuhan air minum biasanya 2 sampai 3 liter sehari untuk satu orang.
- Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barang-barang yang sangat dibutuhkan di tempat pengungsian. Barang-barang yang sangat diperlukan dalam keadaan darurat misalnya:
- Mengencangkan mebel yang mudah rubuh (seperti lemari pakaian) dengan langit-langit atau dinding dengan menggunakan logam berbentuk siku atau sekrup agar tidak mudah rubuh di saat terjadi gempa bumi
- Mencegah kaca jendela atau kaca lemari pakaian agar tidak pecah berantakan di saat gempa bumi dengan memilih kaca yang kalau pecah tidak berserakan dan melukai orang (Safety Glass) atau dengan menempelkan kaca film
- Mencari tahu lokasi tempat evakuasi dan rumah sakit yang terdekat. Jika pemerintah setempat tidak mempunyai tempat evakuasi, pastikan anda tidak pergi ke tempat yang lebih rendah atau tempat yang dekat dengan pinggir laut/sungai untuk menghindari tsunami
- Ketika Terjadi Gempa Bumi
- Matikan api kompor jika anda sedang memasak. Matikan juga alat-alat elektronik yang dapat menyebabkan timbulnya api. Jika terjadi kebakaran di dapur, segera padamkan api dengan menggunakan alat pemadam api. Jika tidak mempunyai pemadam api gunakan pasir atau karung basah
- Membuka pintu dan mencari jalan keluar dari rumah atau gedung
- Cari informasi mengenai gempa bumi yang terjadi lewat televisi atau radio
- Utamakan keselamatan terlebih dahulu, jika terjadi kerusakan pada tempat Anda berada, segeralah mengungsi ke tempat pengungsian terdekat
- Tetap tenang dan tidak terburu-buru keluar dari rumah atau gedung. Tunggu sampai gempa mereda, dan sesudah agak tenang, ambil tas ransel berisi barang-barang keperluan darurat dan keluar dari rumah/gedung menuju ke lapangan sambil melindungi kepala dengan helm atau barang-barang yang dapat digunakan untuk melindungi kepala dari benturan reruntuhan.
- Jika anda harus berjalan di tengah jalan raya, berhati-hatilah terhadap papan reklame yang jatuh, tiang listrik yang tiba-tiba rubuh, kabel listrik, pecahan kaca, dan benda-benda yang berjatuhan dari atas gedung
- Pastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal pada saat pergi ke tempat evakuasi. Jika bisa ajaklah tetangga dekat Anda untuk pergi bersama-sama
- Jika gempa bumi terjadi pada saat Anda sedang menyetir kendaraan, jangan sekali-kali mengerem dengan mendadak atau menggunakan rem darurat. Kurangilah kecepatan secara bertahap dan hentikan kendaraan anda di bahu jalan. Jangan berhenti di dekat pompa bensin, di bawah kabel bertegangan tinggi, atau di bawah jembatan penyeberangan.
3 comments:
makasih artikelnya, sangat lengkap.
mohon maaf lahir dan batin juga ya.
Setiap musibah yang akan terjadi tidaklah ada yang tahuuu, terkecuali Sang Maha Pencipta Allah SWT Sang Maha Segala-gala-Nya.
Dan biasanya kalo ada kejadian / musibah, kita semua jadi panik & g ingat sama sekali apa yang sudah kita persiapkan dari jauh2 hari
Trims infonya sangat membantu
wow artikel nya bagus" gw ska :D
oia dri yg gw bca ktanya klo ad gempa kta justru jgn berlindung di bawah meja
tpi di sebelah meja dgn berbaring
ktanya menurut DOUG COPP dri survey di eropa bnyak yg mninggal krna brsembunyi di bwah meja/ mobil
yg bnyak selamat justru yg berbaring di sebelah meja,sofa/mobil
krna di sebelah itu ad rongga yg kosong(dsebut segitiga kehidupan) utk brlindung
Post a Comment
Kirim komentar